Selasa, 02 November 2010

Tren Perilaku Belanja 

Monday, April 5th, 2010
oleh : Istijanto Oei



Pusat pembelanjaan atau mal banyak bertaburan di kota-kota besar, terutama di Jakarta. Mal-mal baru terus bermunculan. Bagi konsumen atau penikmat jalan-jalan, tentu ini kabar menggembirakan. Mereka memiliki banyak pilihan. Namun, di sisi lain, terjadi persaingan antarmal memperebutkan pengunjung. Tak ayal, pengelola mal berkepentingan menarik pengunjung menjejali malnya.
Bagaimana perilaku para pengunjung di mal? Ini juga perlu diketahui. Dalam rangka itu, sebuah survei dilakukan dengan melibatkan 512 responden yang tinggal di berbagai perumahan di Jakarta dan sekitarnya. Pengambilan sampel memakai metode cluster. Survei dilakukan sebulan penuh pada Februari 2010 oleh Consumer Survey Indonesia (CSI).
Beberapa temuan menarik dapat dikemukakan di sini. Pertama, rata-rata frekuensi kunjungan orang ke mal adalah 6,5 hari sekali dengan variasi wanita tiap 6,1 hari sekali dan pria 7,1 hari sekali. Ini mengindikasikan wanita lebih doyan ke mal dan akhir pekan menjadi waktu yang pas untuk jalan-jalan. Temuan kedua mengenai durasi di dalam mal. Hasil riset menunjukkan rata-rata tiap orang menghabiskan 3,5 jam sekali kunjungan. Angka ini kalau dikonversikan ke satu tahun menghasilkan lama kunjungan 197 jam. Artinya, selama setahun orang mengisi hidupnya selama 197 jam di mal.
“… uang yang diraup mal di Jakarta dari saku seorang pengunjung adalah Rp 10.921.000 per tahun”
Temuan berikutnya yang menarik adalah uang yang dibelanjakan. Dalam sekali kunjungan, orang menghabiskan rata-rata Rp 194.500. Ini berarti uang yang diraup mal di Jakarta dari saku seorang pengunjung adalah Rp 10.921.000 per tahun. Kalau angka ini dikalikan dengan jumlah pengunjung mal, akan menghasilkan ukuran pasar yang fantastis. Jangan heran, di dalam mal terjadi perputaran uang yang demikian besar.
Pengelola mal sendiri selalu menampilkan keunikannya supaya menjadi daya tarik pengunjung. Demikian juga dengan keberadaan konter. Pengelola mal berkepentingan menempatkan konter-konter yang memiliki magnet atau jangkar penarik pengunjung (anchor). Urutan 10 besar konter yang berfungsi sebagai anchor dengan jawaban multiple response adalah pusat jajan atau foodcourt (60%), baju atau fashion (49%), supermarket (42%), toko buku (33%), bioskop (22%), resto atau café (20%), toserba atau department store (11%), aksesori (8%), arena bermain atau game (8%) dan musik (7%). Di konter-konter inilah perputaran uang yang besar terjadi.
Dari segi uang yang dibelanjakan, terdapat perbedaan mencolok dari segi usia. Mereka yang masih di usia sekolah menghabiskan Rp 160.000 sekali kunjungan. Kelompok usia yang paling berani membelanjakan uangnya adalah usia 36-40 tahun, yaitu sebesar Rp 337.000. Di atas usia 40 tahun, pengeluaran menurun di kisaran Rp 177.000.
Temuan berikutnya yang juga tak kalah menarik: pengunjung mal kebanyakan tidak sendirian. Selama berkunjung ke mal, orang paling banyak pergi bersama temannya (51%), lalu dengan keluarga (39%) dan terakhir sendirian (10%). Hasil ini mengukuhkan bahwa fungsi mal bukan lagi sekadar tempat membeli. Mal sudah menjelma sebagai tempat bergaya, mencari hiburan, bersantai dan bersosialisasi. Mal memang telah menjadi gaya hidup yang sulit dipisahkan dari kaum urban dan di sini pulalah peluang bisnis dapat dikail.
Fakta Perilaku Belanja di Mal di Jakarta Tahun 2010
No. Deskripsi Fakta
1 Frekuensi kunjungan 6,5 hari sekali
2 Lama per kunjungan 3,5 jam
3 Uang yang dibelanjakan Rp 194.500/orang/kunjungan
4 Anchor foodcourt, fashion, supermarket, buku, bioskop, resto, department store, aksesori, game, musik
Hasil riset: Consumer Survey Indonesia, 2010
*Penulis adalah Eksekutif Riset Consumer Survey Indonesia, www.istijanto.com

menetapkan segmentasi

Penduduk masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya dan selera merupakan PR yang harus diperhatikan oleh manajer secara mendetail. Penduduk masyarakat yang begitu banyak merupakan pasar potensial yang begitu menjanjikan apabila di perhatikan secara serius. Penglaksifikasian dalam meninjau perilaku konsumen sangat di butuhkan untuk mengetahui kepekaan selera masyarakat terhadap perkembangan zaman maupun teknologi, agar pelanggan potensial tetap di genggaman.
Tujuan diadakannya segmentasi oleh produsen adalah agar perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogeny sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kbutuhan masing-masingsegmen pasar. Selain itu, apabila pasar terlalu luas dan perilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja. Sehingga, kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar yang terbentuk.
Pentingnya segmentasi pasar akan membawa manajer kedalam hal yang lebih serius yaitu minat masyarakat yang selalu berubah-ubah sehingga, para manajer di tuntut untuk tetap bisa memuaskan pelanggan dengan inovasi-inovasi baru. Karena tanpa di pungkuri saingan yang datang silih berganti dan menawarkan produk terbaru dengan inovasi baru sesuai dengan trend zaman sekarang.
Kegiatan segementasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang berfsifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogeny. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan mebagipasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Basis segmentasi Pasar.
Dasar dari penentuan segmentasi pasar adalah segmentasi yang berfokus pada kelompok organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual kembali atau proses menjadi produk lain yang akan di jual untuk kepentingan organisasinya atau biasa yang diebut dengan segmentasi untuk Pasar Industrial dan segmentasi yang berfokus pada pemakaian barang akhir dalam hal ini, barang tersebut di konsumsi langsung atau yang disebut segmentasi Pasar Konsumen.
Basis segmentasi Pasar Konsumen :
Basis segmentasi (Pembagian) pasar bagi produk perusahaan satu dengan yang lain belum tentu sama. Basis segmentasi untuk pasar konsumen yang paling umum dapat digunakan adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
a.       Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan dsb)
Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti Negara, regional, propinsi, kota, wilayah, kecamatan, wilayah kelurahan dab kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilyah geografis ini atau beroperasi di semua wilyah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen.
Banyak perusahaan dewasa ini “merigionalkan” program pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing regional, kota, bahkan kompelks perumahan.
b.       Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,dsb)
Segmentasi pasar demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable seperti jenis kelamin, umur, status, perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Factor-faktor demografi ini merupakan dasar paling popular untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasan utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografis pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisiensi.
  • Umur dan Tahap Daur Ulang
Perusahaan menggunkan seg,entasi umur dan daur hidup, yakni menawarkan produk berbeda atau menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk kelompok umur dan daur hidup berbeda. Misalnya, beberapa perusahaan makanan ringan “ciki” membuat produknya untuk konsumsi kaum anak-anak remaja.
  • Jenis Kelamin
Perusahaan menggunkan segmentasi jenis kelamin utnuk memasarkan produknya, misalnya pakaian, kosmetik, dan majalah. Banyak perusahaan kosmetika, yang mengembangkan produk parfum yang hanya ditujukan kepada para wanita atau kaum pria
  • Pendapatan
Pemasar produk telah lama menggunkan pendapatan menjadi segmentasi pemasaran produk jasanya, seperti mobil, kapal, pakaina, kosmetik dan jasa transportasi. Banyak perusahaan membidik konsumen menengah atas dengan barang-barang mewah dan jasa transportasi. Sebaliknya ada beberapa perusahaan kecil yang membidik konsumen dengan level social-ekonomi menengah ke bawah.
  • Segmentasi Demografis multivariasi
Perusahaan banyak yang mensegmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variable demografis. Misalnya, satu pemasaran produk yang segmentasi pasarnya diarahkan pada umur dan jenis kelamin.
c.       Psikografis (sikap, motivasi, persepsi, dsb.)
Segmentasi psikografi membagi pemebeli menjadi kelompok berebda berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup, atau kepribadian. Dalam kelompok demografi, orang yang berbeda dapat mempunyai cirri psikografi yang berbeda.
  • Kelas Sosial
Kelas social etrnyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis mobil, pakaian, perabot rumah tangga, property, dan rumah. Pemasar menggunakan variable kelas sebagai segmentasi pasar.
  • Gaya Hidup
Minat manusia dalam berbagai barang di pengaruhi oleh gaya hidupnya, dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Atas dasar itu, banyak pemasar atau produsen yang mensegmentasi pasarnya berdasarkan gaya hidup konumennya. Sebagai missal, banyak produsen pakaian remaja yang mengembangkan desain produknya sesuai dengan selera dan gaya hidup remaja.
  • Kepribadian
Para pemasar juga menggunakan variable kepribadian untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarkan pada kepribadian telah dipergunkan untuk produk seperti kosmetik, rokok, dan minuman ringan.
d.       Kebisaan (Membeli, mengkonsumsi, dsb.)
Kebiasaan atau tingkah laku mengelompokkan pemebeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variable tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Basis Segmentasi Pasar Industrial :
Basis segmentasi untuk pasar industrial adalah aspek geografis, demografis, karekteristik operasional, pendekatan pembelian, afktor situasinal, dan karekteristik-karakteristik personal.
a.       Georafis (wialyah, sentra industry dan perdagangan)
b.       Demografis (Jenis Industri, kapasitas atau luas produksi)
c.       Variabel opeasional (tingkat teknologi, pola konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggan)
d.       Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian, struktur wewenan, kebijakan pembelian, criteria pembelian)
e.       Factor situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan)
f.        Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual, sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok)
Kriteria Efektifitas Segmentasi Pasar :
Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi agar segmentasi pasar dapat efektif, yaitu :
a.       Dapat dijangkau(accesable)
Segmen pasar yang sudah ada di bentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat dijangkau atau dilayani oelh perusahaan. Karena adanya hambatan transportasi, luas wilayah, jarak atau karena perilaku masyarakat tertentu, segmen-segmen pasar tersebut tidak tahu atau belum dapat dicapai.
b.       Dapat diukur (measurable)
Meskipun perilaku bagian-bagian pasar adalah heterogen, tetapi dalam kenyataannya sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. Criteria dasar pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata sehingga perbedaannya menjadi jelas.
c.       Memberikan keuntungan
Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidaj bermanfaat. Artinya hanyalah segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut bermanfaat.
Penetapan Sasaran Pasar
Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan. Sasaran pasar perlu ditetapkan terlebih dahlu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya.
Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan penilaian masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk menentukkan kelompok pasar yang akn dipilih sebagai sasarannya. Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmentasi pasar.
a.       Luas dan pertumbuhan segmen pasar
Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan proyeksinya di masa depan untuk masing-masing segmen. Luas dan pertumbuhan pasar yang tinggi memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumberdaya yang tinggi pula. Seringkali perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan dimasa depan.
b.       Struktur pasar
Potensial pasar menunjukkan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan tetapi, struktur pasarlah yang menentukkan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka panjang. Komponen struktur pasar meliputi : situasi persaingan, pengaruh pemasok, kekuatan pembeli, dan barang-barang pengganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur pasar ini merupakan kekuatan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar dalam jangka panjang.
c.       Tujuan dan kapasitas perusahaan
Meskipun luas, pertumbuhan, dan struktur pasar cukup menarik, tetapi yang paling menentukkan adalah tujuan serta kemampuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu, tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal perusahaan.
Proses Segmentasi Pasar
Proses segmentasi mempunyai beberapa langkah.
a.       Identifikasi basis segmentasi pasar
b.       Mengumpulkan informasi pasar
c.       Mengembangkan komposisi profil segmen
d.       Penetapan konsekuensi pemasaran
e.       Estimasi masing-masingpotensi segmen pasar
f.        Analisis peluang pasar
g.       Penetapan penguasaan pasar
Penutup
segmentasi pasar adalah strategi pemasaran yang efektif karena secara langsung produseb dapat mempelajari karakteristik pelanggan. Hal ini, dapat terwujud apabila produsen melakukan survey dan penelitian sehingga produsen dapat tepat sasaran dan dapat menentukkan tujuan perusahaan mulai dari produk apa yang akan dijual, dan produk yang sedang laku perusahaan.Hal ini berkait dengan pemahaman tentang arti, dimensi, dan praktek  pemasaran yang selain mengandung  konsep ekonomi dan antropologi, juga tidak lepas dari konsep sosiologi dan psikologi. Misalnya bagaimana lewat survei pasar dapat diketahui segmen pasar yang tepat dan perilaku pasarnya. Untuk itu perlu digunakan pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Begitu pula untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan pelanggan dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan mempromosikan produk. Kemudian ketika akan mempromosikan produk maka sebelumnya diperlukan koordinasi antara manajer departemen produksi, pemasaran, dan departemen finansial. Semakin baik koordinasi semakin terpenuhinya produk yang dibutuhkan konsumen atau pelanggan. Koordinasi itu sendiri baru bisa berhasil efektif jika mutu kepemimpinan manajer dan etos kerja karyawannya tinggi. Selain itu perusahaan harus memiliki SDM yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan teknologi baru, sistem informasi, dan jejaring pemasaran baru.

teknik-teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen

1. Teknik Pendekatan Stimulus Respon

Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek Kepada konsumen agar konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk-produk yang disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau pramuniaga memberikan stimulus berupa produk-produk yang ada dalam toko, kemudian diharapkan konsumen dapat meresponnya secara positif. Misalnya seorang ibu menanyakan. pakaian untuk bayi, maka pramuniaga memberikan informasi tentang merek, kualitas, dan warna berbagai macam pakaian bayi. Kemudian konsumen diarahkan untuk membeli di antara alternatif yang cenderung mendapat perhatian atau tanggapan positif dari ibu tersebut. Dengan demikian si ibu akan lebih mudah mengambil keputusan.

2. Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas, dan memberikan informasi tentang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang tersedia.

3. Teknik Pendekatan Kombinasi antara Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara teknik stimulus-respon dan teknik humanistik, pemilik toko atau pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen terimotivasi untuk membeli, namun keputusan membelinya diserahkan kepada konsumen. Misalnya baring;-haring; (IiSLISUII dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display baring disusuii teratur yang memungkinkan menjadi pusat perhatian koiiRlmoti, produk ditampilkan dengan berbagai merek yang menarik.

4. Teknik Pendekatan Dengan Komunikasi yang Persuasif
Tekok ini merupakan teknik pendekatan dengan. menggunakan komunikasi persuasif niel.-IlLli rumus AIDDAS : A = Atteiitioii (perhatian), I
21